Berkat penemuan terbaru, kaus berbahan katun yang biasa digunakan sebagai pakaian sehari-hari dapat diubah menjadi baju anti peluru.
Ilmuwan dari South Carolina, Swiss dan China menggabungkan karbon dalam bahan katun dengan elemen kimia bernama boron untuk menciptakan selembar kain yang sangat kuat, serupa dengan bahan yang digunakan untuk melindungi tangki.
Dengan metode seperti ini, kaus katun biasa tak hanya berfungsi sebagai baju anti peluru tetapi juga bisa menahan paparan sinar ultraviolet dari matahari dan neutron berbahaya yang dipancarkan bahan radioaktif.
Dilansir Times of India, Selasa (13/4/2010), riset ini memberikan pengetahuan baru dalam pembuatan baju anti peluru untuk polisi dan tentara. Bahan ini pun dapat digunakan untuk membuat pesawat dan mobil yang irit bahan bakar serta berbobot ringan.
"Baju anti peluru yang ada sekarang memang sangat kuat, namun tidak lentur dan sangat berat. Kami berupaya menyelesaikan masalah ini, namun dengan pendekatan yang berbeda. Kami melakukan pendekatan dengan memanfaatkan kaus berbahan katun," ujar ilmuwan dari University of South Carolina, Xiaodong Li.
Li dan timnya mencelupkan kaus putih berbahan katun yang dipotong-potong menjadi lembaran lebih kecil kedalam cairan hitam yang mengandung elemen boron. Setelah beberapa jam, lembaran kain katun tersebut dibersihkan dari cairan boron dan dipanggang dalam oven pada suhu lebih dari 1.000 derajat celcius selama satu jam.
Hasilnya, lembaran kain menjadi sangat berbeda dari sebelumnya. Kain katun tersebut menjadi lebih ringan, kuat dan keras ketimbang bahan katun asli. Namun bahan ini masih tetap lentur dan bisa dilekuk-lekukkan, tidak kaku seperti bahan boron pada baju anti peluru.
"Kaus katun tersebut juga bisa menghalau risiko bahaya lainnya seperti kanker yang diakibatkan ultraviolet dari sinar matahari dan neutron yang dipancarkan bahan radioaktif," kata Li.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar